Tragedi di Mimbar Baghdad: Imam Syekh Abdus Sattar al-Qarghuli Tewas Diserang di Masjidnya
Sebuah kejadian tragis mengguncang komunitas Muslim di Baghdad, Irak, menyusul kabar meninggalnya Syekh Abdus Sattar alQarghuli, seorang imam dan khatib terkemuka, dalam sebuah serangan brutal di dalam masjidnya sendiri. Peristiwa ini, yang terjadi pada Jumat, 12 September 2025, memicu kemarahan publik dan memunculkan kembali kekhawatiran tentang pengaruh ekstremisme di lembaga-lembaga agama.
Menurut laporan saksi mata dan pernyataan resmi, Syekh Al-Qarghuli, imam Masjid Haji Abdul Karim Naser AlJaburi di kawasan AlDoura, terlibat dalam pertengkaran verbal sengit dengan sekelompok pemuda yang diduga berafiliasi dengan kelompok "Madkhaliyah"—sebuah faksi Salafi yang dikenal karena sikap loyalnya pada pemerintah dan permusuhannya terhadap kelompok seperti Ikhwanul Muslimin.
Konflik ini dipicu oleh sengketa mengenai isi khutbah Jumat. Syekh Al-Qarghuli menolak menyerahkan mimbar kepada seorang syekh yang baru ditunjuk untuk masjid tersebut, yang didampingi oleh sekelompok pemuda. Ketegangan ideologis ini dengan cepat meningkat menjadi serangan fisik yang fatal, mengakibatkan Syekh Al-Qarghuli meninggal di tempat kejadian atau beberapa jam setelah dilarikan ke rumah sakit.
Insiden ini terjadi di tengah ketegangan yang sudah lama membayangi masjid-masjid Sunni di Irak pasca-2003, di mana lembaga-lembaga keagamaan sering kali menjadi medan persaingan politik dan ideologi. Kelompok Madkhaliyah dituduh berupaya menguasai mimbar untuk menyebarkan pandangan mereka, yang memicu bentrokan dengan ulama tempatan yang berbeda pemahaman.
Lembaga Wakaf Sunni, lembaga yang mengelola masjid-masjid Sunni di Irak, mengutuk pembunuhan ini sebagai "tindakan kriminal pengecut." Mereka menegaskan bahwa kejahatan ini tidak akan dibiarkan tanpa hukuman dan mengumumkan penangkapan beberapa pelaku segera setelah kejadian.
Perdana Menteri Irak, Muhammad Shia asSudani, merespons dengan cepat. Ia memerintahkan pembentukan komite investigasi khusus untuk mengungkap fakta di balik pembunuhan ini. Dalam pernyataannya, Perdana Menteri asSudani menekankan pentingnya mempromosikan nilai-nilai toleransi dan hidup berdampingan secara damai, serta menjauhkan diri dari hasutan dan kebencian.
Lembaga Wakaf Sunni juga mengeluarkan pernyataan yang mengutip ayat AlQuran, menyerukan umat untuk berpegang teguh pada tali Allah dan menjaga persatuan. Sementara itu, di tengah kemarahan publik, desakan untuk melawan pengaruh kelompok-kelompok ekstremis di dalam lembaga-lembaga agama semakin menguat.
Hingga hari ini, 15 September 2025, hasil investigasi resmi belum diumumkan. Namun, Wakaf Sunni menyatakan komitmennya untuk menindaklanjuti kasus ini hingga tuntas, demi memastikan keadilan bagi Syekh Abdus Sattar alQarghuli dan mencegah terulangnya insiden serupa di masa mendatang.
Rahimahullah Syaikh Abdus Sattar...
Komentar
Posting Komentar